KATA PENGANTAR

MEMBANGUN KEMBALI INDONESIA

Dr. Agung Firman Sampurna, CSFA., CFrA., CgCAE., QgIA.
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Skenario, Peluang dan Tantangan
Pemerintah Yang Tangguh

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium. Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit penci design.

Pandemi COVID-19 telah membawa dunia memasuki era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity) yang mendorong negara-negara di dunia mempertimbangkan berbagai skenario dalam menyusun strategi ke depan. BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan memiliki peran untuk memberikan keyakinan (assurance), saran perbaikan, pendapat, pertimbangan dan pandangan masa depan terkait penanganan COVID-19 dan arah Indonesia di masa depan. BPK dengan peran oversight, increasing insight, dan sekarang facilitating foresight telah menetapkan arah strategis dalam implementasi Rencana Strategis (Renstra) 2020-2024.

 

Penyusunan Pendapat Foresight pertama yang berjudul: Membangun Kembali Indonesia dari COVID-19 : Skenario, Peluang, dan Tantangan Pemerintah yang Tangguh, merupakan salah satu bentuk dari implementasi Renstra tersebut.

 

Sejalan dengan Renstra BPK 2020-2024, Foresight BPK diharapkan dapat memberikan tinjauan masa depandengan menyorot implikasi jangka panjang dari keputusan atau kebijakan pemerintah saat ini, mengidentifikasi tren kunci dan tantangan yang dihadapi negara dan masyarakat sebelum hal tersebut muncul menjadi krisis, serta memanfaatkan hasil pemeriksaan dan pendapat BPK yang mampu merespon isu strategis yang menjadi perhatian pemangku kepentingan, menyinergikan pembangunan lintas sektoral dan kewilayahan.
Foresight BPK akan memfasilitasi masyarakat dan pengambil keputusan untuk memilih alternatif kebijakan masa depan. Penyusunan buku foresight menggunakan data ikhtisar hasil pemeriksaan BPK, pendapat BPK, tren dalam negeri, regional, dan global,serta masukan dari pakar di bidang ekonomi, keuangan, kesehatan, politik, pendidikan, sosial, hukum, lingkungan hidup, dan teknologi untuk membuat scenario stories yang menggambarkan kemungkinan kondisi yang dapat terjadi di masa depan.

Penyusunan Foresight BPK sekaligus merupakan salah satu wujud aktualisasi prinsip-prinsip yang tertuang dalam INTOSAI Principle 12 on the Value and Benefits of SAI, diantaranya adalah “demonstrating ongoing relevanceto citizens, Parliament and other stakeholders,” dan “being a credible source of independent and objective insight and guidance to support beneficial change in the public sector.” Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi para pengambil keputusan, kementerian, lembaga dan instansi baik di pusat maupun daerah agar menggunakan foresight dalam rangka meningkatkan kualitas dan efektivitas kebijakan untuk keluar dari pandemi COVID-19 untuk menjadi pemerintah yang lebih tangguh dalam menghadapi berbagai krisis yang mungkin muncul serta mengawal Agenda 2030 dan TujuanPembangunan Berkelanjutan (TPB). Empat skenario menunjukkan betapa berbedanya masa depan: Dalam skenario Berlayar Menaklukkan Samudra, keberhasilan Indonesia dalam menghadapi krisis pandemi menjadi acuan bagi negara lain dalam mengembangkan crisis center. Dengan kebijakan yang efektif, Indonesia berhasil mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebelum pandemi, dengan membaiknya harga dan permintaan komoditas primer di pasar internasional serta stabilitas moneter dan kesinambungan fiskal. Skenario Mengarung di Tengah Badai menggambarkan skenario di mana pemerintah berhasil melakukan reformasi besar-besaran terhadap sistem kesehatan di tengah pandemi yang semakin memburuk. Masyarakat sekarang beradaptasi dengan kehidupan sosial baru yang ditandai dengan adanya pembatasan sosial. Pada skenario Tercerai Berai Terhempas Lautan menggambarkan masa depan yang penuh risiko dan bahaya.

Kurangnya dukungan keuangan dan layanan dasar yang ditanggung oleh skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berkontribusi pada runtuhnya sistem kesehatan nasional. Pemerintah mendapat tekanan untuk menyediakan
program bantuan pandemi yang berujung pada meningkatnya utang dan defisit anggaran serta kerentanan sosial ekonomi.
Kandas Telantar Surutnya Pantai, skenario ditandai dengan meredanya pandemi. Namun, sektor kesehatan masih berada di bawah tekanan untuk memberikan layanan publik yang memadai karena beban keuangan dan
gelombang pasien terabaikan di berbagai rumah sakit. Rencana pemerintah
untuk pemulihan ekonomi dan strategi ketenagakerjaan jangka pendek belum efektif, sehingga pertumbuhan ekonomi jauh tertinggal dari kondisi pra-pandemi.
Sebelum kita melakukan perjalanan ke empat dunia masa depan yang berbeda
ini, kita akan memulai terlebih dahulu dengan membahas ‘critical uncertainties’ atau faktor-faktor yang mungkin memengaruhinya.
Kondisi masa depan Indonesia pasca pandemi COVID-19 akan diwarnai dengan tantangan. Namun ada banyak peluang dan kemungkinan optimis yang bisa diambil untuk menjadikan Indonesia negara yang tangguh.
Mari kita melakukan perjalanan ke empat dunia masa depan yang berbeda pada tahun 2026 dan melihat apa artinya bagi kita.
Untuk Indonesia yang lebih baik, untuk
Indonesia Jaya!

Jakarta, 15 September 2021
Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
Ketua (Oktober 2019-April 2022),
Dr. Agung Firman Sampurna, CSFA., CFrA., CGCAE., QGIA.